Seseorang bercerita kepadaku tentang kesakitannya, karena sebuah masalah yang membuatku terguncang akan setiap untaian katanya yang begitu pilu... membuat kelu lidahku, tak tahu hendak berkata apa... dan tentunya kalimat dalam tulisan ini telah berbaur dengan gaya Etika Maria, hehehe...
Suatu hari dia menemuiku bermaksud untuk silaturahmi dan sedikit berbagi kisahnya
Ketika ia tiba dan rasa kangen telah sedikit sirna oleh pertemuan, ia pun memulai ceritanya
"Ada kisah yang sangat menyayatku 2 tahun terakhir ini sejak kita tak bertemu lagi, betapa menyakitkannya hingga setiap kali mengingatnya, benciku menyeruak, seseorang yang telah ku percayai dengan sangat, telah berkhianat... kesakitan yang amat sangat menyelubungiku
"Ada kisah yang sangat menyayatku 2 tahun terakhir ini sejak kita tak bertemu lagi, betapa menyakitkannya hingga setiap kali mengingatnya, benciku menyeruak, seseorang yang telah ku percayai dengan sangat, telah berkhianat... kesakitan yang amat sangat menyelubungiku
Jika rasa sakit itu terasa lagi, sangat pedih... semakin dalam rasanya, dan aku hanya bisa "menikmati" segenap kesakitan itu dengan tangis...
Kesakitan itu menjalari pikiran, perasaan, dan jasadku yang terdalam. pikiran aneh dan tingkah aneh menjadi penggoda untuk melepaskann kesakitan itu, tapi sesuatu yang lain menahanku, bukan pula sebuah ketakutan tapi entah...
Terkadang aku memohon padaNya untuk mencabut saja nyawa penyambung hidupku, biar terasa di luar saja sakitnya. tapi tiba-tiba terpikir hari kemudian...
Lalu kuminta lagi padaNya agar tidak membangkitkan ku lagi dari tidur, tapi apa... tak jua terjadi apa-apa...
Terkadang juga keraguanku untuk bisa hidup lebih lama sangat dekat di pikiranku... sungguh, aku tahu betapa sakitnya semua itu, hingga membuatku jera dan seluruh potensi kehidupanku lumpuh kala menahan sakitnya
Dalam setiap gelisah sakitnya hatiku terkadang sebait doa pun terucap "luka dan sakit ini akan terbawa selama hidupku, ikhlas memang sangat mudah di ungkapkan tapi untuk realnya?? dengan kesakitan yang begitu pedih ini?? Ampun Tuhan... HambaMu belum sanggup, maafkan ketakmampuanku, maafkan rengekan cengengku, tapi sungguh... Aku tahu dan sangat yakin Engkau melihat, mendengar dan tahu segenap kesakitan ini"
Lalu ia mencoba melanjutkannya dengan nada tersedu dan mata yang basah, sementara aku hanya tertegun dan merinding, dapat ku rasakan kepedihannya, coba selami setiap makna dalam katanya
"Tarikan nafasku setiap harinya ku coba untuk menormalkannya, wajah palsuku sentiasa ku tampakkan dengan muka manis, selalu nampak tersenyum tapi air yang menjadi tanda kesakitan,
sekuatnya ku tahan agar tidak menetes... luka yang menganga dihatiku ku tambal lalu ku jahit satu persatu untuk menutupi lubang kesakitan ini,
kakiku yang lumpuh ku langkahkan hati-hati menuju hari esok yang seperti fatamorgana dalam alam pikirku...
keyakinanku ku bangun dari bata yang berupa titik-titik yang sangat kecil...
Seperti yang Engkau tahu Tuhan, titik hanya punya letak, tidak punya panjang dan lebar
Tuhan, hanya itu yang aku punya hari ini, tapi semua itu berkat Kau
berkat KAU aku punya bahan perca untuk menambal luka hatiku, berkat KAU aku bisa melangkah meski tertatih, aku masih yakin dan punya sedikit kekuatan karena masih ada KAU yang berbentuk titik-titik di hatiku,
Tuhan..."
aku hanya bisa menangis mendengar tuturannya, ku dekap dirinya... berharap dapat memberinya sedikit kehangatan, duhai sahabat... Sang Mawar yang terombang ambing derita tapi teguh dalam cinta
sekuatnya ku tahan agar tidak menetes... luka yang menganga dihatiku ku tambal lalu ku jahit satu persatu untuk menutupi lubang kesakitan ini,
kakiku yang lumpuh ku langkahkan hati-hati menuju hari esok yang seperti fatamorgana dalam alam pikirku...
keyakinanku ku bangun dari bata yang berupa titik-titik yang sangat kecil...
Seperti yang Engkau tahu Tuhan, titik hanya punya letak, tidak punya panjang dan lebar
Tuhan, hanya itu yang aku punya hari ini, tapi semua itu berkat Kau
berkat KAU aku punya bahan perca untuk menambal luka hatiku, berkat KAU aku bisa melangkah meski tertatih, aku masih yakin dan punya sedikit kekuatan karena masih ada KAU yang berbentuk titik-titik di hatiku,
Tuhan..."
aku hanya bisa menangis mendengar tuturannya, ku dekap dirinya... berharap dapat memberinya sedikit kehangatan, duhai sahabat... Sang Mawar yang terombang ambing derita tapi teguh dalam cinta
Jangan menangis lagi, tetesan air matamu mengguncang jiwaku...
Yakinlah ada cahaya yang akan menemani perjalananmu!!!
(Tulisan ini telah diposting di note ETIKA MARIA di Facebook tanggal 22 mei 2010)
SaLam Etika
Kebanyak dari kita suLit memahami kepedihan dan Kebahagiaan melalui kisah, seteLah mengaLaminya baru mengerti yang pernah terkisahkan dari pengaLaman Hidup orang Lain...
BalasHapusHeem, begitu yah :)
Hapusdan doaku untuknya smga titik akan menghubungkn k gris hidupnya yng akan lebih baik....salamku untknya Mbak...^_^smgt!Ya Fatah..Ya Razaq...Ya Muhawwilal Ahwal...Hawil Ahwalana Ila Ahsanilhal...Hasbunallahu wani'mal Wakil Ni'mal maula wa ni'mannasiir...la haulawala quwwata Ila billahi 'aliyul adhzim
BalasHapuskata mahatma gandhi "Tiada seorangpun yang dapat menyakiti ku selain dengan ijin ku"
BalasHapus