Sabtu, 04 Februari 2012

MENETRALKAN "TANGIS"

Kehidupan ini penuh Liku tentunya, ada kaLanya kita sendiri, ada kaLanya kita bersama dan bergembira, menangis, dan tertawa. Tapi akan sangat menyedihkan jika harus menangis daLam kesendirian.

Menangis merupakan saLah satu cara untuk mengungkapkan rasa, entah itu saat bahagia (biasa disebut terharu),atau itu ketika sedang sedih. Dan kondisi ini sesungguhnya yang akan sangat terasa pahit, menangis karena sedih, dan terLuka lalu sendiri tak ada sesiapa.


Oleh karena itu pastinya tak ada seseorang pun yang menghendaki kesedihan,dan menangis dalam diam, menikmati sakit dalam dahsyat nyanyian kesedihan dengan sendiri.

Banyak teori tentang mengatasi kesedihan, tentang bagaimana mengubah kesedihan menjadi kekuatan, dan kesemuanya hampir terkesan mungkin. karena butuh proses untuk sampai pada "kesembuhan".

Dan sesungguhnya kesedihan itu sesuatu yang tidak bisa di sembunyikan dari diri kita sendiri. Kita bisa menyembunyikannya dari orang Lain, tetapi tidak kepada diri kita sendiri.

LaLu, bagaimana mengobatinya?
Pasti anda akan setuju jika saya menjawabnya dengan "seiring waktu, itu akan terobati"

Tapi bagaimana dengan waktu yang kita gunakan untuk menunggu sampai waktu itu mengobati "kesedihan". sekaLi Lagi, itu adaLah rasa yang setiap orang tidak bisa berbohong untuk diri sendiri. dan waktu yang terLewati untuk menunggu waktu mengobatinya, adaLah masa2 sulit yang meLukai.

saya mengatakan bahwa itu adaLah masa2 sulit yang meLukai karena itu adaLah masa dimana kita meLewati hari dengan membohongi orang Lain dengan tersenyum, berpura2 tegar, berpura2 bahagia dan teLah "sembuh" dari kesedihan. masa dimana kita mengobati kesedihan dengan menetraLkan "rasa".

yah, menetralkan rasa...

MenetraLkan rasa, ibarat sebuah makanan atau minuman yang terlaLu asin, terlalu manis, dan kita ingin menetralkan nya. tapi semudah  itu kah? sekaLi Lagi, tidak!!

Aku pernah membaca tulisan PAULO COELHO yang mengatakan, bahwa "kesakitan, kepedihan, dan terluka itu menjadi jaLan bagi orang-orang untuk menemukan kenikmatan". Dengan meLukai diri sendiri, seseorang bisa merasakan kehadiran Tuhan, kenikmatan pemberian Tuhan yaitu Luka. dan ini hanya bisa diLakukan orang2 tertentu, menemukan kenikmatan dalam Luka.

Aku juga teringat sebuah tuLisan yang pernah ku baca, bahwa untuk menjadi seperti sebuah "berLian", seseorang itu mesti ditempa dengan api berkaLi-kaLi agar dapat menjadi berLian terindah.

Tapi,kesemua itu bukan berarti sebuah klaim bahwa kita tidak boLeh bersedih, terluka, dan sebagainya. justeru kaLimat itu adaLah seperti sebuah guLa yang berfungsi untuk menetraLkan sedikit dari rasa pahitnya kopi.

Karena ketika kita memaksa diri untuk tidak bersedih, maka jiwa kita akan mengeras dan kehilangan kepekaan. bersedih itu adalah hal wajar dan bukan sesuatu yang dilarang. bahkan kesedihan bisa menumbuhkan cinta.

Kita semua tahu, bahwa untuk menetralkan tangis, kesedihan, dan Luka bukan termasuk hal yang mudah, oleh karenanya hal ini bisa menjadi peringatan buat kita untuk tidak saling melukai dan saling menyakiti.

Kesakitan yang tercipta dapat membuat isi langit keseluruhannya menangis, dan jangan sampai langit runtuh dan menimpa kita satu2nya, karena menyakiti kecintaan penduduk langit.

MenuLis ini, hatiku teramat pedih...
Mencintainya membuatku berefleksi akan setiap keinginannya, hingga pada satu konklusi aku merasa dia tidak ingin di ganggu lagi olehku.

Jariku bergetar dan dingin, di telunjukku seolah ada jarum yang menusuk2, hatiku perih dan air mata jatuh tanpa ku tahu kapan dia mulai menetes dan entah kapan dia akan mengering.

Dengan kondisi itu aku menulis ini, menunggu dan berharap masih bisa mendengar kabarmu. dan membiarkan ku untuk mengganggumu...
Yaa Zahra, adrikniy...

10 komentar:

  1. saat duka mahupon gembira..menangis setia sebagai teman..menangis pon dua perkara yg berbeza..rs berbeza..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar sekali, terimakasih sudah berkenan membacanya :)

      Hapus
  2. keren sist tulisannya, salam kenal yak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. SaLam kenaL.. Trimakasih atas kunjunganx dan berkenan membaca :)

      Hapus
  3. Balasan
    1. Terimakasih, sudah berkenan membacanya :)

      Hapus
  4. menangis dapat mengurangi beban yang ada, walaupun tidak hilang secara keseluruhan... setelah usai menangis perasaan akan sedikit lega, setelah itu baru berfikir...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar sekaLi, terimakasih atas kunjungan nya :)

      Hapus