Puisi Yang "MENGENDAP"

Merenung

Puisi ini di tulis pada tahun 2010 bulan Februari, entah tanggal berapa saya sudah lupa, terlebih-lebih lagi saya belum memberinya judul hingga hari ini. hehehe :)

Pasir yang terbawa arus sungai

Biarlah menjadi kawan dalam kelengkapan asa,

Batu yang bertahan melawan arus

Jadikan saja persinggahan tak berhati di kemelut jiwa,

Air yang mengalir 

Biarlah menganak sungai lepas kenakalan,

Banyaknya pasir dan batu tak perlu di hitung

Karena sapaan telah mewarnai kehadiran,

Semoga bertemua di muara pertemuan...

Waktu menuliskan puisi ini, saya tidak mengingat lagi apa yang terpikirkan saat itu atau dalam kondisi apa jiwaku hingga puisi ini tertulis. Tapi yang jelas, selama ini setiap kali sebuah puisi hadir karena terucapnya sebuah kalimat "unik" (istilah untuk kalimat baru yang menarik untuk saya tuliskan) yang kemudian saya rangkai dalam beberapa baris kalimat...

Dan satu hal yang membuat saya selalu teringat dengan puisi yang tanpa judul ini adalah komentar seorang "Guru" saat membacanya. Meskipun komentarnya simpel tetapi sampai hari ini saya belum bisa menyinkronkan komen beliau dengan isi puisi ini.

Nah Loh, yang tulis aja bingung apalagi yang baca yah? hehehe :)

Kembali lagi, Sang "Guru" hanya berkomentar "Impressive"

Ada yang bisa menjelaskannya? (ini bukan tentang arti kata Impressive Loh)
hemm...

SaLam Etika,