ICE BREAKER "ALA" VAMPIR

       Suatu hari, ketika proses belajar mengajar matematika tengah berlangsung. Saya mencoba memberi "Ice Breaker" (semoga istilah yang saya gunakan benar) kepada anak-anak yang terlihat ngantuk, kepanasan, loyo, dan kurang bersemangat menerima pelajaran. Apalagi pelajaran ini terjadwal pada jam terakhir (13.30 - 14.00). Bisa kebayang kan rasanya kayak gimana? Saya sendiri juga bingung mengapa pihak sekolah (baca: kurikulum) sekolah menjadwalkan pelajaran matematika pada jam terakhir. Padahal sebagai guru pastilah tahu bahwa akan seperti apa rasanya belajar matematika pada jam itu.

       Kembali pada kondisi siswa yang kurang bersemangat, saya mencoba meminta semua siswa berdiri di samping meja belajar masing-masing yang di rasanya nyaman dan cukup luas sehingga dapat leluasa bergerak. Ekspresi siswa kala itu mulai berubah, ada yang senyum-senyum, ada yang terheran-heran, dan ada malah yang kaget (seolah-olah berpikir "kita mau di apain lagi ini sama bu' Tika" hehehe).

          Setelah mereka semua berdiri, saya meminta pada anak-anak untuk melemaskan lengan, tungkai kaki, dan leher mereka. Jadi terkesan kayak olahraga gitu, hehehe... Nah, suasana pun sedikit mulai bising karena ada beberapa siswa yang merasa malu dan merasa lucu untuk melakukan hal itu di dalam kelas.

          Kemudian saat siswa sementara melemaskan tubuh, saya lalu meminta mereka untuk meluruskan kedua lengan ke depan. Setelah saya lihat semua siswa telah meluruskan tangannya, saya kemudian bertanya "bagaimana? sudah sedikit terasa nyaman?" ada yang menjawab dengan senyum dan tawa kecil, dan ada pula yang menjawab "belum bu". Saya sendiri sedikit merasa geli melihat mereka menurut saja dengan perintah saya, ditambah lagi dengan melihat wajah beberapa siswa yang penasaran "akan saya buat apa mereka" hehehe :D

          Dikelas yang sudah sedikit bising itu, saya kemudian berkata lagi "kalau masih belum merasa nyaman dan rileks juga, maka ayo kita tambahkan variasi gerakannnya"

Dengan nada peringatan, saya menginstruksikan (cie cie cieeee, macem presiden aja hehehe) "oke semuanya, silahkan lompat-lompat kecil sembari kedua tangan tetap lurus ke depan".

Dan sontak seisi kelas menjadi ribut, semuanya tertawa, ada yang memelas malu sambil senyum-senyum lucu memohon tidak mau, tapi saya tetap bersikeras agar semuanya mengulurkan tangan kemudian lompat-lompat kecil.

Dan Alhamdulillah, saya akhirnya menyerah karena tak bisa menahan tawa yang akhirnya memancing semua siswa untuk tertawa keras nan lepas. Apalagi saat saya berkata "hehehe, kalian ini kayak vampir jadi-jadian" dan mereka semakin tertawa karena saya tertawai...

Cairlah kelas, dan saya sangat berharap tidak ada lagi yang mengantuk! agar pelajaran dapat dimulai lagi...

Cerita ini mungkin tidak lucu, karena saya bukan penceritera yang baik, tetapi sungguh prakteknya lebih seru daripada cerita ini. Silahkan di coba!! Tidak ada foto karena akan mnegurangi konsentrasi Ice Breaker (aaah, alasan... padahal gak kepikiran aja buat foto-foto) dan yang paling penting adalah bukan berarti karena tidak ada foto, lalu cerita ini menjadi fiktif hehehe...

SaLam Etika!