2014: "SEBUAH RENUNGAN"

Assalamu'alaykum wr wb sahabat blogger.

Alhamdulillah, puji syukur atas telah berlalunya beberapa waktu yang telah kita lewati dengan amalan baik. Dan permohonan ampun yang sangat mendalam atas waktu yang telah kita sia-siakan dengan bersikap tidak sebaiknya dan sikap yang memperburuk kedekatan kita denganNya.

Tahun 2013 telah berlalu, dan kita sedang menjalani tahun yang baru. Setiap awal-awal pergantian tahun selalu dipenuhi harapan, doa dan cita-cita yang menjadi pondasi kita untuk melewati hari-hari esok dengan penuh optimisme. Begitu juga dengan Tika, beberapa hari ini mencoba menyusun resolusi untuk tahun 2014. Berusaha membangun batu bata harapan satu demi satu agar hari esok lebih baik dari hari kemarin.

Namun, ada beberapa hal yang perlu untuk di refleksi agar tidak menjadi orang-orang yang merugi dimana hari esoknya masih sama dengan hari kemarinnya.

Punya GugeL

Terlalu Merasa

Sekedar menoleh kembali ke hari-hari yang telah di lalui di tahun sebelumnya, saya menganggap banyak sekali hal saya temukan yang pada kenyataannya belum ku temukan. Kemerasaan yang keterlaluan membuatku jatuh sejatuh jatuhnya, di akhir tahun ini. Di lain hal, saya merasa bisa untuk terus tegar melewati perjalanan kehidupan ini meskipun pada kenyataannya saya butuh jatuh untuk tahu bagaimana menyandarkan diri pada Sang Khalik dan lebih memahami realitas hidup. Kemerasaan yang keterlaluan membuatku di kejar waktu untuk meyakini ketegaran, sementara diri terlelap dalam waktu yang tertunda-tunda. Kedepannya mesti belajar untuk lebih "tahu diri" bahwa tidak semua orang berpikir seperti apa yang ku pikirkan, bisa jadi ia berpikir sekedar saja dan lebih ekstrimnya "menipu" (apa? belajar untuk su'udzon? kenapa tidak?). Karena yang saya temukan dalam perjalanan setahun ini adalah ternyata berpikir positif terus akan sesuatu hal itu, juga tidak baik karena kehidupan ini menyuguhkan dua hal, kegagalan dan keberhasilan. Sehingganya kita membutuhkan hal-hal yang sifatnya negatif sebagai alarm bagi kita untuk asupan vitamin jiwa, tentunya ini berkenaan dengan interaksi kita terhadap sesama manusia. Tik, temukan jalur lain menuju Roma agar kemerasaan yang keterlaluan ini menjadi sesuatu yang balance. Seimbang!

Malas

Yah, ini salah satu poin yang penting untuk diungkap. Kemalasan yang berkelanjutan telah membunuh kebiasaan-kebiasaan sebelumnya yang telah mengakar, kebiasaan baik yang sedikit demi sedikit terkikis. Buku tulis yang dibeli akhir tahun 2012 tidak penuh, hanya berisi catatan hampir setenganhya buku itu, padahal tahun-tahun sebelumnya selalu tersisa paling banyak 10 halaman. Puisi itu juga masih belum selesai, tahun 2013 hanya menyimpan beberapa bait saja. Mafatih Al Jinan itu, tidak lagi terbaca di beberapa bagian tertentu yang sebelumnya sangat akrab. Bukan hanya itu, Kitab yang kajian biasa untuk surahnya tidak lagi tersentuh. Ada lagi, buku-buku pendatang baru kebanyakan tidak tersentuh hingga halaman terakhir, yang tersentuh rata-rata buku kesukaanku saja. Tik, setahun ini kau ngapain saja? sampai lupa, sampai acuh... Apa kau tersesat? Yah, tersesat dalam mimpi yang benar-benar nyata bahwa itu hanya mimpi... 

Solusi inti dari kemalasan ini adalah, menghilangkan kebiasaan-kebiasaan itu dengan kebiasaan-kebiasaan lain! Mendidik diri untuk sentiasa menjadi pribadi yang lebih baik.

Cerewet

Karakter idealis yang membuat saya kadang di gelari teman dengan kata ini, bahwa banyak sekali hal yang tidak saya setujui, selalu saja ada hal yang tidak sesuai dengan pemikiran saya. Hehehe, kadang saya merasa lucu ketika mengingat itu. Karena setiap kali saya tidak setuju mereka akan bertanya kenapa, dan saya akan menjelaskannya dengan sangat detail dan amat sangat panjang lebar sampai mereka bosan... Hehehehe :D

Bukan hanya itu, profesi juga agaknya mempengaruhi karakter ini. Mungkin karena sejak memutuskan untuk intensif mengajar di sebuah tempat, saya berusaha untuk mengubah karakter dingin dan tidak komunikatif terhadap orang lain ini menjadi seseorang yang sedikit lebih supel. Tentu karena ingin menjalin hubungan baik dengan siswa, apalagi kondisi "psikologi" siswa di tempat ngajar sekarang ini sangat jauh berbeda dengan sebelumnya. Yang pada kenyataannya karakter cerewet ini tumbuh dengan gaya yang tidak asyik karena membuat oran glain bosan, istilah lainnya garing. Yah, karena saya termasuk orang yang tidak bisa berbasa-basi. Lebih senang sms-an ketimbang telfon karena sms membuat saya bisa berpikir untuk melanjutkan pembicaraan. Kalau telfon pasti akan lebih banyak diam! Hem, cerewet yang salah kaprah hehehe...

Itulah ketiga poin yang saya anggap penting untuk di ubah, dan setelah saya baca ulang ternyata keseluruhannya adalah poin umum yang saling membentuk. Berharap untuk dapat mengurangi yang berlebihan dan menghilangkan yang buruk. Bagi sebagian orang kembali mengulas hal-hal yang telah terjadi mungkin terlihat sekedar ritual menuju pergantian tahun, tapi tidaklah mengapa ketika itu memberi efek yang baik buat kita. Toh ternyata dalam anjuran agama kita sentiasa di harapkan untuk introspeksi diri, dan semoga dengan begitu kita tidaklah termasuk orang-orang yang merugi karena hari esok masih sama dengan hari kemarin.

Jika di tanya apa resolusiku di tahun 2014, maka akan ku jawab dengan singkat bahwa "resolusiku di tahun 2014 adalah Mendidik diri untuk hidup dengan pribadi yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya". Kamu, dia, mereka, dan kalian juga begitu kan? Selamat Mendidik diri :)

Sekian, 

Salam Etika,