Minggu, 15 Desember 2013

GURUKU, IJINKAN "KAMI" MENYONTEK

Assalamu'alaykum wr wb sahabat blogger.
Hari ini saya ingin menulis sebahagian cerita saya sebagai seorang guru, yang kebetulan kemarin baru selesai ujiian akhir semester. Ini berkenaan dengan karakter peserta didik dan karakter pendidiknya, yah tau lah persoalan yang terjadi ketika ujian. Sebelum melanjutkan untuk membacanya, tolong di pahami bahwa guru juga seorang manusia. Ini bukan sebagai kalimat pembela, tapi sebagai bahan untuk menjelaskan posisi kita sebagai manusia.

Punya GugeL

Menyontek sebagai sebuah istilah adalah biasa bagi kita, tapi belum tentu kan biasa kita lakukan? hanya biasa sebagai istilah sekali lagi. Bagaimana jika itu juga menjadi kebiasaan kita? Efeknya menjadi seperti sebuah tradisi yang diturunkan lalu menjadi pembiaran yang biasa. Dan akhirnya biasa-biasa saja ketika menemui hal seperti ini, padahal dimana-mana hampir semua orang sepakat bahwa perilaku menyontek adalah perilaku buruk dan tidak terpuji. 

Berbicara tentang menyontek dan fenomenanya, siapapun pasti akan merasa khawatir dengan masa depan generasi kita. Karena menyontek adalah pondasi awal untuk melakukan hal-hal curang lainnya, dan jika dibiarkan akan semakin membudaya, turun temurun dari setiap generasi. Tapi siapa yang peduli dengan hal yang menurutnya "sepele", "biasa", tidak semua orang mau peduli, tidak semua orang mau pusing dengan hal ini. Terbukti, dimasa sekarang ini. Sangat saya sayangkan ketika seorang guru mengawas siswa yang sedang ujian mengatakan "silahkan menyontek, asal jangan ribut" (haaaaaahhh??????? #Tepok Jidat), atau tidak menegur siswa yang berkeliaran mencari contekan pada temannya, atau bahkan membiarkan siswa membuka bukunya. Allah kariiimmmmm, sungguh pemandangan terburuk yang pernah saya liat!


Mungkin, guru ini berpikir dulu dia juga pernah menjadi siswa. Pernah merasakan saat-saat seperti yang mereka rasakan kali itu, makanya melakukan hal seperti itu. Tapi bukan begitu caranya Bu/Pak Guru! Mencontek bukan perilaku yang baik, dan jangan lakukan pembiaran agar siswa melakukan itu. Itulah salah satu fungsi teguran, untuk memberi simbol bahwa sesuatu itu tidak baik untuk dilakukan dan fungsi lainnya adalah untuk mencegah terulangnya perilaku itu. Jadi tolong ditegur, di hindarkan dari perilaku menyontek, dan jangan lakukan pembiaran apalagi menyarankannya, itu FATAL!. Karena melakukan pembiaran dan apalagi menyarankannya akan membiasakan siswa untuk senantiasa menagih karena kecanduan prinsip "Guruku, ijinkan kami menyontek"

Disinilah pentingnya karakter seorang guru menurut saya, bukan karena merasa idealis atau mau sok idealis, tapi ini fitrah sebagai seorang manusia yang berpikir. Berpikir bahwa apa yang terjadi ini baik atau buruk, benar atau salah? secara keseluruhan ini adalah konsep yang teraktual dalam sebuah sikap dan tindakan ketaksetujuan. Sikap saya adalah  "saya tidak setuju dengan hal seperti itu, dan itu tidak benar!" maka dari itu saya berhak memutuskan bahwa "hasil ujian siswa yang di awasi oleh guru tertentu, tidak akan saya periksa, dan akan saya beri ujian ulang" dan itu tindakan yang mesti pilih sebagai sebuah teguran.

Saya memahami bahwa mendidik itu bukan sebuah pekerjaan mudah, tapi tentu saja tidak dimudah-mudahkan dan kita semua manusia biasa yang terkadang hilaf.

SO...



Sekian, 
Salam Etika,

39 komentar:

  1. judulnya nyess banget kaa :) tapi klo boleh jujur, mencontek itu udha menjadi tradisi :D tradisi yg kurang baik sih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makanya jangan jadikan itu sebagai ikon, alasan pembenar untuk menyontek :)

      Hapus
    2. Mbak Dwi baca judulnya doang ya? hehehe

      Hapus
  2. wahhh patut dilaporkan tu guru ke departemen pendidikan

    BalasHapus
  3. Kayaknya bu tika lagi nyindir saya ni soalnya kebiasaan buruk saya..hehe :D

    BalasHapus
  4. Menyontek mungkin meniru kut maksudnya di Msia, fenomena biasa kala exam jika guru2 xmengawasi sebaiknya. hal begitu memang tidak molek dilakukan n menafikan maksud exam sebenar...

    BalasHapus
  5. ssytem pendidikan / kurikulum di negara kita sangat memprhatinkan, satu dri brbrpa yng membuat sangat memprihatinkan seprti yang sudah tertulis diartikel, dan mash banyak lagi yg laennya..

    BalasHapus
  6. kalau karakter guru kuat dan bisa menularkan ke siswa, tentu siswapun akan kokoh pondasinya...walaupun diberi peluang untuk mencontek, dia tak akan mau mengambil kesempatan itu. keribadian murid sangat menentukan. kepercayadirian murid juga sangat menentukan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar sekali mbak Khusna, dan dimulai dari rumah yah rasa percaya dirinya...

      Hapus
  7. kak, sudah masukkah komen saya...huwo huwooo..kok kayak gini jaringannya...perasaan udah nulis 2x

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe, sudah sayang :)
      Iya nih, disini juga jaringannya kelap kelip... ujan deras sejak semalam soalnya :)

      Hapus
  8. Kebiasaan bagi murid lho dan katanya sudah jadi tradisi...gimana nih solusinya untuk para guru

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau saya sih bukan hanya guru yang sebaiknya berperan untuk mengubah hal ini, tapi semua pihak... terutama keluarga, karena pendidikan yang paling utama / pondasi ada di keluarga!

      Hapus
  9. Penyakit akut pelajar di negeri ini, sepertinya harus ada usaha keras dari para pendidik dan sistemnya, sehingga minat mencontek bisa berkurang..

    BalasHapus
  10. kalau menurut saya menyontek itu tidak baik, jadi tidak perlu diberi izin untuk menyontek, kecuali kefefet hehehe ^^

    BalasHapus
  11. Misal, siswa udah lebih dari 10x ikut Ujian Nasional, tapi kok nggak lulus-lulus. Sehingga dibolehkan siswa tersebut untuk mencontek agar bisa segera lulus dari UN hehehe ^^

    BalasHapus
  12. Bagaimanapun yang namanya nyontek adalah sesuatu yang ta patut di contoh oleh para siswa, dan sudah tugas guru untuk memberi teguran keras pada murid yg suka mencontek tentunya ya..

    BalasHapus
  13. Selamat sore Mbak Maria maaf Mbak baru bisa mampir
    Haduh repot banget Jaringan internet saya sampi gak bisa on blog
    Dan saya paksain tuk masuk blog Mbak dari kemarin maksa gak bisa
    Maaf nih Mbak kalau jawaban saya tidak menegenai pada hati dan sanubari
    Mbak Maria. soalnya Judul artikelnya Unik terinsfirasi seperti pertanyan
    Saya Tidak SETUJU dengan alasan apapun Bentuk Judi eehhh kok Judi
    Nyontek Maksudnya hhh. karena mental tersebut akan membuat pembodohan
    Kalau pada siswa dan membuat kurang berpikirnya daya Imazinasi kalau
    Pada Masyarakat Umum. segitu aja maaf jika kurang berkenan mohon di maklum salam sukses sejahtera salam hormat selalu to Mbak Etika Maria

    BalasHapus
  14. Pendidikan harus segera diperbaiki dan jangan sampai dibiarkan seperti ini dampaknya tidak baik bagi siswa/i.

    BalasHapus
  15. slmt mlm sbt. Trmksh bnyk atas infonya mbk.

    BalasHapus
  16. Suiippp ini baru guru yang baik..
    Tradisi siihh tradisi tapi yang tidak bsik tetaplah tidak baikk..
    Aku mendukung 100% buat teguran ini..

    BalasHapus
  17. nyontek seperti seni dg kreatifitas #negatif
    harus dicegah

    itu diakhir postingan mirip iklan partai, hehe :)

    BalasHapus
  18. jadi malu aku, kebiasaan ku di ungkap jelas disini :D :D

    BalasHapus
  19. ngomongin nyontek, jadi inget dulu waktu masih sekolah,,klo ada ulangan pasti nyontek..hehe

    BalasHapus
  20. baca poster jadi inget sama pacar saya yang sedang menjalani hukuman 12 tahun deh...."Katakan Tidak Pada Korupsi....ngga taunya malah jadi ratu koruptor....hadeuh

    BalasHapus
  21. Saya hetan kenapa kok pada suka banget mencontek alias njaplak yah. Padahal njaplak itukan samasekali ga efektif dan ribet menurut saya. Untuk bisa njapalak kudu belajar dan kudu nyatet lagi. Paling yang ngelakuin anak anak yang kagak pd kalie

    BalasHapus
  22. abis mau gimana lagi ath coz doyannn

    BalasHapus
  23. Mungkin bukan menyontek, tapi tepatnya menyamakan isi jawaban dengan yang dibuku atau dengan teman teman, seperti musyawarah dan diskusi untuk mendapatkan jawaban yang tepat sasaran .... heheh asal

    BalasHapus
  24. Gureu kencing blari murid jadinya bingung Mba ? ? ?

    Salam,

    BalasHapus
  25. Dulu waktu sekolah saya pernah jadi tukang bersih bersih WC gara-gara ketauan nyontek.
    Padahal guru favorite saya selalu bilang "silahkan menyontek, asal jangan ribut" he.. :)

    BalasHapus
  26. Sebaiknya jangan dibiasakan nyontek, agar percaya diri.

    BalasHapus
  27. saya setuju untuk katakan tidak pada menyontek. Saya terkesan sekali dengan kata-kata salah satu guru, bahwa satu kali kita mencontek, berarti sudah ada 'noda' dalam nilai kita. kalau kita pakai nilai itu/kelulusan itu untuk mencari kerja, berarti sudah ada 'noda' dalam rejeki kita. naudzubillah...

    BalasHapus
  28. yang perlu dibenahi Pola pikir siswa didik mbk....
    dari mana pembenahan itu dari pendidik pastinya...
    jika itu bisa dibenahi maka penerus selanjutnya tidak akan menyontek lagi

    ini pesan dari Seorang Guru hehehehe

    BalasHapus