Minggu, 01 September 2013

TERJERAT daLam KERUMITAN


Kita kecanduan diskusi rumit,


dan gemar mengatasi masalah.



Bolak-balik kita membuat simpul
lalu mengurainya kembali.

Terus menerus kita membuat aturan
tentang cara menampilkan kesulitan,
dan untuk menjawab aneka pertanyaan
yang diajukan.

Kita seperti burung
yang melonggarkan jerat
lalu mengencangkannya kembali
dalam rangka meningkatkan keterampilan.

Sehingga hilang kesempatan terbang
jelajahi medan terbuka;
sehingga hilang kesempatan kunjungi
padang rumput;
habis umur sibuk dengan simpul.

Tetap saja buhul-jerat tak terkuasai,
walau sayap burung berkali-kali patah.

Simpul-jerat tak untuk dilawan,
jaga agar sayapmu tak patah.

Jangan rusak bulu pelindungmu
hanya sekedar untuk tunjukkan pada dunia,
betapa hebatnya usahamu.




karya:jalaludin rumi



Sumber : http://aly- ahmad. blogspot.com/ 2013/ 03/ puisi-rumi-terjerat-dalam-kerumitan.html# ixzz2R7AbO1Tj

7 komentar:

  1. rumit...

    membaca puisi cukup rumit buat saya, puisi yang hanya satu atau dua bait, bisa menjadi satu halaman bila diprosakan. tapi bila dicermati, akan sangat banyak nilai yang bisa dipetik.

    BalasHapus
  2. sedikit paham namun belum nemu intinya. seandainya itu pantun saya dapat menangkap sedikit dari petuah itu.

    BalasHapus
  3. saya seneng bikin puisi,tapi dengan kata-kata yg saya mengerti. kalau ini,memang rumit..hehehe..

    BalasHapus
  4. mampir juga ke www.klikberiklan.com untuk para blogger yang ingin dapat tambahan penghasilan

    BalasHapus
  5. ini pantun atau puisi
    makna dan susunan katanya sangat bagus

    BalasHapus
  6. iyah yah saya juga jadi terjerat dalam kerumitan ini hehe,,,okelah kalu begitu mbak salam succes selalu....

    BalasHapus