Kita kecanduan diskusi rumit,
dan gemar mengatasi masalah.
Bolak-balik kita membuat simpul
lalu mengurainya kembali.
Terus menerus kita membuat aturan
tentang cara menampilkan kesulitan,
dan untuk menjawab aneka pertanyaan
yang diajukan.
Kita seperti burung
yang melonggarkan jerat
lalu mengencangkannya kembali
dalam rangka meningkatkan keterampilan.
Sehingga hilang kesempatan terbang
jelajahi medan terbuka;
sehingga hilang kesempatan kunjungi
padang rumput;
habis umur sibuk dengan simpul.
Tetap saja buhul-jerat tak terkuasai,
walau sayap burung berkali-kali patah.
Simpul-jerat tak untuk dilawan,
jaga agar sayapmu tak patah.
Jangan rusak bulu pelindungmu
hanya sekedar untuk tunjukkan pada dunia,
betapa hebatnya usahamu.
karya:jalaludin rumi
Sumber : http://aly- ahmad. blogspot.com/ 2013/ 03/ puisi-rumi-terjerat-dalam-kerumitan.html# ixzz2R7AbO1Tj
salah satu karya idolaku
BalasHapusrumit...
BalasHapusmembaca puisi cukup rumit buat saya, puisi yang hanya satu atau dua bait, bisa menjadi satu halaman bila diprosakan. tapi bila dicermati, akan sangat banyak nilai yang bisa dipetik.
sedikit paham namun belum nemu intinya. seandainya itu pantun saya dapat menangkap sedikit dari petuah itu.
BalasHapussaya seneng bikin puisi,tapi dengan kata-kata yg saya mengerti. kalau ini,memang rumit..hehehe..
BalasHapusmampir juga ke www.klikberiklan.com untuk para blogger yang ingin dapat tambahan penghasilan
BalasHapusini pantun atau puisi
BalasHapusmakna dan susunan katanya sangat bagus
iyah yah saya juga jadi terjerat dalam kerumitan ini hehe,,,okelah kalu begitu mbak salam succes selalu....
BalasHapus