pendidikan tanggung jawab semua |
Bagi para calon orang tua dan orang tua, menjadi sebuah keharusan bagi dirinya untuk belajar bagaimana mendidik keturunannya kelak. Karena yang terdidiklah yang mampu mengubah sifat pembawaan yang diturunkan, pengaruh dari perilaku lingkungan (masyarakat), pengaruh dari macam2 makanan, dan pengaruh pendidikan dalam keluarga
sifat pembawaan dari orang tua sangat berpengaruh pada diri seorang anak. Maksudnya sifat jasmani dan rohani dari orang tua akan menurun ke anak lewat kromosom atau gen mereka. Dan Islam sangat meyakini dan membenarkan pengaruh keturunan ini. Kita telah mengetahui bahwa ahli keturunan dan ahli kejiwaan sangat sering membicarakan masalah ini. Bahkan terbukti percobaan2 telah membenarkan hal ini. Dan orang tua mesti berhati2 dan waspada dalam memperhatikan pengaruh keturunan. Orang tua yang baik akan menurunkan sifat yang baik demikian juga sebaliknya.
Kita jangan berpikir bahwa ini adalah ketetapan Tuhan, karena sesungguhnya tidaklah demikian. Bahkan pepatah tersebut sebenarnya mengisyaratkan tentang sifat pembawaan yang di turunkan. Jadi para orang tualah yang mampu membentuk sifat baik atau buruk pada anaknya, dan inilah yang disebut pengaruh sifat yang di turunkan.
Pendidikan dalam keluarga juga sangat berperan, misalnya jika seorang anak tinggal dalam suatu keluarga terpandang maka gaya dan tutur sapanya akan mengikuti orang tua dan saudara2nya. Terkadang hal seperti ini yang luput dari perhatian orang tua, malah biasanya itu sesuatu yang lucu ketika anaknya bisa meniru tanpa menfilter mana yang baik dan mana yang buruk buat anak. Baik dari sisi tutur kata dan perbuatan.
Mengenai pengaruh lingkungan, jika seseorang berada dalam suatu lingkungan atau tempat misalnya ia berada dalam sungai yang deras, dan ia ingin berenang menentang arus, tentu akan mengalami kesulitan yang besar, kecuali jika memang ia seorang perenang yang ulung. Biasanya yang terjadi ialah orang itu akan terbawa arus kemana arus itu mengalir. Demikian pula pengaruh arus lingkungan dalam pendidikan juga sangat besar terutama bagi seorang anak, pengaruh tersebut sangat dominan.
Makanan juga sangat mempengaruhi tubuh seseorang, telah kita ketahui bhw hampir semua ahli kesehatan membicarakan mengenai pengaruh makanan ini. Mereka mengatakan bhw makanan sangat mempengaruhi kesempurnaan tubuh seseorang. Orang tua yang menyukai makana bergizi akan mempengaruhi kesehatan nutfah (mani) mereka sehingga jika seorang anak terlahir dari mereka, anak tersebut akan mempunyai tubuh yang sehat dan sempurna.
Islam juga sangat menganjurkan kepada kita untuk memakan makanan yang bergizi, terutama kepada para Ibu yang sedang hamil. Supaya menjauhi makanan yang buruk dan tidak bergizi, karena selain mempengaruhi janin si anak juga akan berpengaruh pada air susu Ibu itu sendiri. Kemudian mengenai makanan haram, maka ilmu kedokteran dan kejiwaan tidak akan mungkin mampu untuk menjelaskannya dan ini hanya dapat dipelajari dalam Islam.
Makanan yang haram mempunyai pengaruh yang sangat buruk bagi seorang anak, demikian pula makanan syubhat (meragukan). Sebaliknya makanan yang bersih dan halal akan terus mempengaruhi si anak mulai dari nutfah hingga menjadi manusia.
Islam memandang bahwa hanya dengan satu pengaruh saja dari empat pengaruh tersebut cukup membuat orang memiliki sifat baik atau buruk. Lalu bagaimana seandainya keempat pengaruh tersebut ada, tentu akan sangat mempengaruhi sekali dalam pendidikan seorang anak.
Dari uraian di atas, sudah cukup memberi gambaran bahwa mendidik bukan sesuatu yang mudah untuk di lakukan, karena membutuhkan sesuatu yang alami. Alami dalam hal bukan sesatu yang imitasi, dan bisa di rekayasa. Tetapi sebuah ketulusan dan sikap yang terpancar dari ruh yang terdidik. Jadi telah jelas bahwa sebelum mendidik seorang pendidik atau calon pendidik mesti terdidik. Terdidik dalam artian mendidik diri sendiri pada kecenderungan2 kebaikan sehingga menjadi sesuatu yang melekat dalam diri kita. Seperti menghindari perbuatan2 buruk, makanan2 haram apatahlagi jika kita adalah seorang Ibu atau calon Ibu. Sebagaimana pesan Imam 'aLi bahwa "didiklah anak mu 25 tahun sebelum ia lahir"
Islam juga sangat menganjurkan kepada kita untuk memakan makanan yang bergizi, terutama kepada para Ibu yang sedang hamil. Supaya menjauhi makanan yang buruk dan tidak bergizi, karena selain mempengaruhi janin si anak juga akan berpengaruh pada air susu Ibu itu sendiri. Kemudian mengenai makanan haram, maka ilmu kedokteran dan kejiwaan tidak akan mungkin mampu untuk menjelaskannya dan ini hanya dapat dipelajari dalam Islam.
Makanan yang haram mempunyai pengaruh yang sangat buruk bagi seorang anak, demikian pula makanan syubhat (meragukan). Sebaliknya makanan yang bersih dan halal akan terus mempengaruhi si anak mulai dari nutfah hingga menjadi manusia.
Islam memandang bahwa hanya dengan satu pengaruh saja dari empat pengaruh tersebut cukup membuat orang memiliki sifat baik atau buruk. Lalu bagaimana seandainya keempat pengaruh tersebut ada, tentu akan sangat mempengaruhi sekali dalam pendidikan seorang anak.
Dari uraian di atas, sudah cukup memberi gambaran bahwa mendidik bukan sesuatu yang mudah untuk di lakukan, karena membutuhkan sesuatu yang alami. Alami dalam hal bukan sesatu yang imitasi, dan bisa di rekayasa. Tetapi sebuah ketulusan dan sikap yang terpancar dari ruh yang terdidik. Jadi telah jelas bahwa sebelum mendidik seorang pendidik atau calon pendidik mesti terdidik. Terdidik dalam artian mendidik diri sendiri pada kecenderungan2 kebaikan sehingga menjadi sesuatu yang melekat dalam diri kita. Seperti menghindari perbuatan2 buruk, makanan2 haram apatahlagi jika kita adalah seorang Ibu atau calon Ibu. Sebagaimana pesan Imam 'aLi bahwa "didiklah anak mu 25 tahun sebelum ia lahir"
Generasi penerus ada di tangan kita, perubahan yang akan terjadi ke depannya tergantung seberapa besar keinginan kita untuk mendidik diri agar dapat melahirkan generasi "hebat" dan pembaharu, Sang Revolusioner.
artikel inspiratif. trims sdh berbagi.
BalasHapus