Dikau ibarat ibuku yang belum pernah kujumpai, ketika terluka ku panggil-panggil namamu layaknya seorang anak memanggil ibunya
PADAMU PILAR KERINDUAN
Salam atasmu duhai cahaya kemuliaan,
Salam atasmu duhai pilar kerinduanku,
Tak henti pikirku teringat akan dirimu, tak henti pula namamu menyentak nyentak jantung kerinduan kepiluan dan kekagumanku. Semenjak mengenal segenap kemuliaan dan keagunganmu yang mempesonaku, duhai tiang tonggak kerinduanku.
Perjalanan hidup sejak mengenalmu adalah hal yang sangat luar biasa, petikan petikan piluku seolah mengiringi syair kerinduanku kepadamu. Tak henti menoleh kepadamu dalam melangkah membuat kerinduan ku kian menyala di perapian kesedihanku.
Tak pernah ku temukan diriku seoptimis ini melalui detak detak jam, sebelum mengenalmu. Tak pernah ketemukan diriku seperti sekarang ini sebelum mengenalmu. Mengenalmu alihkan diriku untuk lebih banyak menyimak makna kehadiranmu, yang engkau perkenalkan kepadaku.
Duhai gapura kepiluanku.
Salam yang tiada henti terucap tak mampu mengobati segenap kerinduan, deretan kisahmu malah menggembungkan kepiluan dan kekagumanku.
Dikau ibarat ibuku yang belum pernah kujumpai, ketika terluka ku panggil-panggil namamu layaknya seorang anak memanggil ibunya, dikau penolongku yang sentiasa melepaskan dahaga keresahanku, dikau tiang penyanggah dan pilar kerinduanku tempat sandarkan segenap keluh dan kesahku..
Salam atasmu duhai bidadari berwajah manusia, salam atasmu duhai manusia sempurna, salam atasmu duhai pilar kerinduan.
mantap puisinya-ajarika bede!! mauka juga nulis puisi untuk ummu abiha tapi blom dpat ide, bisa bagi tips-mungkin?
BalasHapusK' aLmin Jawad, hehehe... saya juga tidak tau ini kak, kenapa tiba2 ada puisi disini... heheh :)
BalasHapus